Budidaya Cengkeh
Cengkeh ( syzygium aromaticum l merr & perry), terhitung didalam famili myrtaceae serta adalah di antara tanaman rempah asli indonesia yang datang dari kepulauan maluku, kemasyhuran cengkeh serta beragam type rempah indonesia yang lain telah dikenal dunia sejak berabad-abad yang silam. sekarang ini keinginan dapat product cengkeh terus meningkat sebaliknya produksi serta mutu cengkeh yang dihasilkan justru condong terus alami penurunan. sebagai acuan untuk menambah produktivitas serta mutu cengkeh tersebut, dengan bersambung dapat di sajikan dasar tehnis budidaya cengkeh. episode ke-2 ini menghidangkan ”persiapan bahan tanaman cengkeh.
Persiapan bahan tanaman
Untuk membuahkan bibit cengkeh yang bermutu, bahan tanaman butuh disiapkan dengan baik sejak awal, dimulai dari penentuan pohon induk, benih, persemaian hingga pembibitan.
1. Jenis serta kriteria pohon induk
a. Jenis pohon induk
Jenis cengkeh yang banyak dibudidayakan di indonesia diantaranya zanzibar, sikotok serta siputih. tetapi, yang banyak disukai oleh penduduk yaitu type zanzibar dikarenakan produktivitasnya lebih tinggi. tanda-tanda ketiga jenis cengkeh tersebut seperti berikut :
zanzibar :
- produksi tinggi.
- bunga berwarna agak merah dengan jumlah pertandan 15 bunga.
- daun pucuk berwarna merah muda, tangkai daun serta cabang berwarna hijau tua dengan permukaan yang mengkilat.
- tajuk rimbun, percabangan tidak membentuk sudut hingga daun-daun banyak yang terdapat dekat permukaan tanah.
Sikotok :
- produksi cukup tinggi.
- bunga berwarna kuning dengan jumlah pertandan 15 bunga.
- daun pucuk berwarna merah muda, tangkai daun serta cabang berwarna merah.
- daun tua berwarna hijau dengan permukaan mengkilat.
- tajuk perawakan rimbun, percabangan membentuk sudut serta berdaun lebat.
- umumnya berupa piramid sesudah dewasa.
Siputih :
· bunga berwarna kuning berukuran besar dengan jumlah pertandan 15 bunga.
· daun pucuk atau daun muda berwarna kuning hingga hijau muda, tangkai serta tulang daun muda berwarna kuning kehijauan, daun tua berwarna hijau.
· helaian daun besar serta tidak mengkilat.
· tajuk tidak rindang.
b. Kriteria pohon induk
Biasanya cengkeh dikembangkan dengan generatif melewati biji yang didapatkan dari pohon induk yang mencukupi kriteria seperti berikut :
- sehat.
- berusia 15 th..
- wujud mahkota bagus ( penu-tupan tajuk 80% ).
- hasil rata-rata terus naik.
- jauh dari jenis cengkeh yang lain.
- tidak terlindungi.
- percabangan cukup banyak.
- batang utama tunggal.
- bebas hama penyakit
2. Persiapan benih
Benih yang dipakai mempunyai persyaratan :
- benih masak fisologis ( warna kuning muda hingga ungu kehitaman ) atau sudah berusia 9 bln..
- berat 0. 85 – 1. 1 g.
- tidak cacat.
- tidak berlendir.
- mesti tumbuh kurun waktu 3 minggu sesudah semai.
- tidak benjol-benjol ( yang mengisyaratkan benih terinfeksi penyakit cacar daun cengkeh ).
Sebelum saat disemai kulit buah dikupas untuk hindari berlangsungnya fermentasi yang bisa mengakibatkan kerusakan viabilitas ( daya kecambah ) benih. pengupasan kulit buah dikerjakan dengan hati-hati supaya kulit benih tidak terluka.
Pengupasan dikerjakan dengan tangan atau pisau yang tidak terlampau tajam. sesudah pengupasan, benih direndam didalam ember diisi air sepanjang ± 24 jam, serta dilanjutkan dengan pencucian. sepanjang pencucian benih diaduk serta digosok didalam air, ganti air cucian 2-3 kali untuk menyingkirkan lendir yang melekat pada kulit benih.
3. Persemaian
- persemaian dikerjakan untuk menciptakan satu situasi yang sangat baik supaya benih bisa berkecambah dengan baik dan bersih dari hama serta penyakit. persemaian membutuhkan media tanam yang gembur untuk perkembangan benih sepanjang 2 bln..
- disediakan bedengan dengan ukuran lebar 1, 2 m serta panjang sesuai dengan keperluan dan situasi area, melintang utara – selatan. jarak antar bedengan 30 – 50 cm. tiap-tiap bedengan dibatasi oleh saluran pembuangan air ( didalam 20 cm serta lebar 30 cm ) untuk hindari genangan serta meringankan penanaman dan pemeliharaan.
- biji-biji ditanam dengan jarak 5 kali 3 cm dengan ujung paling atas benih pas dipermukaan tanah, tidak bisa terbalik serta 2 atau 3 minggu lantas biji dapat mulai berkecambah.
- untuk kurangi intensitas sinar matahari serta siraman air hujan, bedengan diberi atap yang terbuat dari anyaman bambu, daun kelapa, jerami, alang-alang atau paranet yang bisa menahan intensitas matahari sebesar 75 persen. atap baiknya dibikin dengan ukuran yang lebih tinggi menghadap ke timur.
- tanah bedengan dicangkul serta digemburkan sedalam 20-30 cm, jika kandungan liatnya terlampau tinggi bisa dilapisi pasir setebal 3-5 cm.
- sebelum saat penanaman dibikin lubang kecil berdiameter ± 0. 8-1. 0 cm, dengan jarak semai 5 kali 5 cm.
- benih disemai dengan posisi sisi yang agak meruncing ada diatas lantas ditutup tanah dengan ketebalan 1 cm. posisi benih yang terbalik dapat mengakibatkan perkembangan kecambah terhalang serta akar jadi bengkok.
- untuk melindungi kelembapan yang tinggi pesemaian disiram 2 kali 1 hari ( bergantung situasi cuaca ). penyiraman tidak bisa segera supaya tidak merubah posisi biji. untuk menahan percikan air siraman pesemaian ditutup dengan karung goni.
- apabila sesudah 3 minggu benih tetap tidak tumbuh, baiknya dibuang.
4. Penanaman bibit
Perpindahan bibit dari persemaian ke pembibitan bisa dikerjakan sesudah bibit berusia 1-2 bln. atau sudah berdaun 4 - 7 helai.
Bibit yang dipilih memiliki daun berwarna hijau hingga hijau tua mengkilap.Pada permukaan daun tidak ada bercak daun serangan cylindrocladium serta gloesporium. disamping itu juga tak ada tanda-tanda serangan penyakit cacar daun yang dikarenakan oleh cendawan phyllostica sp. pada saat perpindahan bibit diusahakan akar tidak rusak/putus, serta tanah/pasir yang menempel di permukaan akar jangan sempat rontok. penanaman bibit di pembibitan bisa dikerjakan dengan 2 langkah, yakni :
a. segera di bedengan
- langkah penyiapan lahannya sama juga dengan persemaian tetapi diberi pupuk kandang sejumlah ± 20 kg/m2.
- bedengan diberi atap yang bisa menahan 50 persen sinar matahari yang masuk, dengan tinggi naungan sebelah timur 2 m serta di barat 1. 5 m.
- jarak tanam 20 kali 20 cm ( jika bibit dapat dipindah ke kebun pada usia 1 th. ), serta 40 kali 40 cm ( jika bibit dapat dipindah ke kebun sesudah berusia 2 th. ).
- bibit dipindahkan ke kebun dengan langkah diputar.
- sebelum saat pemutaran, tanah pada bedengan disiram secukupnya.
b. Menggunakan polybag
- Disediakan media tanam berbentuk campuran tanah serta pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1, ukuran polybag 15 kali 20 cm ( bibit hingga usia 1 th. ) atau 20 kali 25 cm ( bibit hingga usia 2 th. ), setelah itu diletakkan dengan teratur di pembibitan dengan jarak 30 kali 30 cm atau 30 kali 40 cm.
- pembibitan diberi naungan berbentuk tanaman hidup atau naungan buatan layaknya pada persemaian.
- sesudah bibit berusia 1-2 th. bisa dipindah ke kebun.
5. Pemeliharaan bibit
Pemeliharaan yang butuh dikerjakan di pembibitan diantaranya :
- penyiraman, dikerjakan sekedarnya serta diiusahakan supaya tidak terlampau basah.
- menggemburkan tanah di lebih kurang batang tanaman. penggemburan dikerjakan dengan hati-hati supaya tidak mengakibatkan kerusakan perakaran.
- melindungi supaya saluran pembuangan air di sekitar pesemaian terus baik ( air tidak hingga menggenang ).
- kerapatan naungan baiknya dikurangi dengan bertahap menurut keperluan serta perubahan usia bibit ( 50% pada usia 6 bln. serta 40% pada usia 10 bln. ), untuk menghindar munculnya penyakit ( jelaga, bercak daun kuning kecoklatan, bercak daun merah coklat ) serta memperkokoh perkembangan bibit.
- gulma yang tumbuh di pembibitan disiang bersih.
- pemupukan diberikan sesudah bibit berusia 3–4 bln. menggunakan pupuk npk ( 15 :15 :15 ) dengan dosis 1 g/bibit serta pemupukan selanjutnya 4 bln. sekali dengan dosis 2 g/bibit. bisa juga ditambah dengan menyemprotkan pupuk daun dengan dosis 6-8 g/liter air tiap-tiap 2 minggu sekali.
- pengendalian hama atau penyakit dikerjakan jika ada serangan.
6. Seleksi bibit
Untuk memperoleh tanaman yang sehat bibit butuh diseleksi. sebagian persyaratan yang dipakai untuk seleksi bibit cengkeh yaitu :
- tinggi bibit sekurang-kurangnya 60 cm ( usia 1 th. ) serta 90 cm ( usia 2 th. ).
- sehat ( tidak diserang hama penyakit serta kekurangan hara )
- memiliki akar tunggang yang lurus serta sehat dengan panjang ± 45 cm dan akar cabang 30-35 buah.
- memiliki batang tunggal.
- jumlah rata-rata percabangan 7 gunakan, jumlah daun 63 gunakan serta warna daun dewasa hijau tua
Post a Comment