Probiotik: Sehatkan Tambak Intensif - BUDIDAYAKU

Header Ads

Probiotik: Sehatkan Tambak Intensif



Ragambudidaya -Tambak dengan padat tebar 60 ekor per m2 punkini telah memerlukan probiotik. Manfaat probiotik yang enzyme impact, bioremidiator, serta ecocolonizer bakal menambah performa budidaya udang yang berkelanjutan

Hardi Pitoyo Yang memiliki kian lebih 50 hektar tambak udang vanamei sistem intensif yang berlokasi di Banyuwangi-Jawa Timur, mengakui sepanjang memakai product berbentuk bakteri non patogenik (tak mengakibatkan penyakit) ini ia belum dulu menjumpai dampak samping seperti antibiotik. Pitoyo yang Ketua Shrimp Club Indonesia (SCI) lokasi Banyuwangi menyampaikan, asosiasi kerap mengadakan pertemuan tehnis untuk mendiskusikan persoalan budidaya udang, terhitung langkah serta evaluasi pemakaian probiotik.

Trend maraknya pemakaian probiotik di kelompok pembudidaya udang, serta dia mengaku untuk suatu keperluan tambak dibenarkan General Manager PT Surya Hidup Satwa, Kasan Sentosa. Dia menjelaskan, makin banyak petambak vanamei intensif jadikan penggunaan probiotik mutlak.

Digambarkan Kasan, banyak petambak mengaplikasikan padat tebar hingga 100 ekor per m2. Otomatis pakan yang dikonsumsi makin banyak, serta kotoran yang dihasilkan juga makin tinggi. “Dalam 5. 000 m2 tambak dapat hingga 15 ton pakan yang dimasukkan. Berapakah banyak kotoran udang dihasilkan? Belum lagi beberapa bahan lain. Serta itu mesti dikemanakan? ” katanya retorik.

Danperan probiotik jadi mutlak, jelas Kasan, lantaran dapat mendegradasi kotoran itu hingga mutu tambak terjaga pada level baik. “Jangankan 100, waktu initambak dengan padat tebar 60 ekor per m2 punsudah memerlukan probiotik, ” tutur dia.

Mengurai Bahan Organik
Ahli udang BBPBAP (Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau) Jepara, Supito Sumarto menuturkan menyebutkan probiotik, dapat melakukan perbaikan lingkungan tambak dengan mendegradasi kotoran udang serta sisa pakan (bahan organik) supaya tak membuat senyawa beracun seperti amonia, nitrit, serta asam belerang.

Supito berikan hasil kajian pemakaian probiotik di sebagian lokasi. Satu diantaranya, pencapaian produktivitas tambak 6–10ton/hadengan tehnologi semi intensif, padat tebar 50–60ekor per m2dengankincir long arm. Sesaat dengan tehnologi intensif, padat tebar 60–100ekor per m2, produktivitas meraih 10–15ton/ha, FCR 1, 4–1, 6.

Poin Mutlak Aplikasi
Probiotik adalah bakteri sel tunggal yang gampang alami stres, mati atau pergantian karakter atau mutasi. Dia menerangkan, sebagian bakteri sudah dikemas dalam fase dorman (spora) dalam wujud cair ataupun tepung serta bakal berkembang seperti dengan lingkungan. Karenanya sebelum saat menebar butuh dikerjakan aktivasi bibit bakteri itu supaya menyesuaikan.

Sebagian poin mutlak yang butuh di perhatikan dalam pemakaian probitik pada tambak udang di uraikan Supito. Pertama yaitu penentuan type probiotik. Menurut dia, tambah baik memakai bakteri yang dikultur dari perairan tambak lebih kurang yang berhasil.

Ke-2, untuk probiotik komersial butuh dicek penyimpanan bakteri ditempat penjual. Tidak jarang penyimpannya tak baik hingga disangka bakteri telah mati. “Umunya yang kandunganya lebih kurang lebih 108-10 sel/cfu, ” sebutnya.

Ketiga, bakteri yang telah ditebar di tambak pada prisipnya bakal berkembang apabila ada makanan. Makanannya yaitu kandungan bahan organik serta kesimbangan rasio C/N (karbon berbanding nitrogen). Maka mesti di perhatikan kandungan bahan organik dalam tambak serta rasio C/N di level 10 – 20. Apabila rasio terlampau rendah (kandungan N terlampau pekat) butuh menambahkan karbon.

Ke empat, pH air adalah indikator. Kisaran yang baik yaitu 7, 5 – 8, 5 dengan fluktuasi harian pagi serta sore 0, 2 – 0, 5.

Farmakologi Dasar
Nico Riyano, Operation Director PT Fasilitas Veterinaria Jaya Kekal (Saveta) menuturkan, farmakologi basic probiotik ada 3, yakni manfaat enzyme impact, untuk bioremidiator, serta untuk ecocolononizer. Enzyme impact tujuannya mempunyai karakter kian lebih enzim, menolong perkembangan udang. Bioremidiator, dapat berperan menyerap racun. Serta ecocolononizer yaitu untuk penyangga lingkungan.

Digambarkan Nico, saat manfaat ecocolonizer tak jalur, populasi plankton bakal naik turun. Selanjutnya, apabila bioremadiator macet maka rasio nitrit-fostat (N/P) acak-acakan, alkalinitas fluktuatif. “Alkalinitas sebentar 200, sebentar 90, mengakibatkan udang bakal mati, ” papar dia. Sesaat saat enzyme impact tidak berperan, air bakal berbusa, surfaktan tak terpakai untuk sumber daya.

Idealnya probiotik mempunyai ketiga manfaat diatas. Simbiosis ketiganya bakal menambah produktivitas 50%. “Minimal pencapaian peningkatan 30 – 50 Persen, ” sebut Nico.

Dijelaskan Nico pihaknya memakai type Bacillus dengan masterseed (bibit) impor. Alasannya, produksi bakteri lokal belum ada dengan cara spesial serta daya tahannya tetap kurang

Pemakaian paling baik probiotik di tambak yaitu F1 (generasi 1) yang segera diproduksi produsen. Namun, fakta di lapangan beberapa petambak atau oknum pedagang nakal mengembangbiakkan F1 jadi turunan selanjutnya, yang lalu dipakai atau diperdagangkan. Grup ini kelompok F2 atau juga F3, yang kualitasnya pasti telah alami penurunan.

F1 adalah bakteri aktif serta tak lagi menyebabkan dampak toksik (beracun). F2 kelompok dorman, pada hidup serta mati, apabila mati bakal jadi sampah. F3 kelompok lisis, beresiko lantaran saat mati bakal melepas racun. F1 umumnya aktivasi lebih cepat, lebih stabil, 3 rencana farmakologi basic bakal jalan lebih cepat. Tingkat keasaman atau pH mungkin saja indikator. “Semakin asam, makin lisis. Berarti, pH 5 ke atas itu aktif. Bila 4, 5 – 5 dorman, serta dibawah 4, 5 kemungkinan lisis, ” tutur Nico rigid.

Powered by Blogger.