Memahami Teknologi Pengelolaan Air Tambak
Memahami Teknologi Pengelolaan Air Tambak | ragambudidaya -Setiap lokasi tambak udang mempunyai karakteristik berlainan, dimulai dari kontur tanah, mutu air, salinitas, suhu, serta factor yang lain. Keadaan ini menuntut beberapa petambak udang untuk mengerti karakteristik tempat tambakan agar dapat mengelola tambak dengan maksimal. Terhitung dalah hal pemakaian tehnologi baru pada tamabak untuk mengotimalkan produsi budidaya udang.
Berkenaan hal semacam ini, Ahli Mutu Air Perikanan dari Fakultas Perikanan serta Pengetahuan Kelautan serta perikanan Institut Pertanian Bogor, Prof Kadarwan Soewardi menceritakan pengalamannya mengelola air tambak udang. “Perlakuan air tambak bergantung mutu air dari tiap-tiap daerah, ada yang bersih ada juga air yang telah tercemar, ” ungkap Kadarwan.
Ia mencontohkan, tambak pasir di Desa Pasahari, Seram Utara, Maluku. Di sana memakai sistem bioseal (tambak yang dasarnya pasir). Tambak ini adalah satu diantara perumpamaan masalah pengelolaan mutu air tambak di tempat yang keadaan perairan pesisirnya tetap bersih karenabelum banyak pencemaran. “Di tambak ini pas dipakai pengelolaan mutu air sistem terbuka yang divariasikan dengan sistem tendon, ” terang ia.
Sesaat tambak di daerah Karawang, lanjutnya, adalah satu diantara perumpamaan masalah pengelolaan mutu air tambak di lokasi pertambakan yang punya masalah (tercemar berat). Pengelolaan mutu air yang dikerjakan yaitu dengan sistem resirkulasi semi tertutup. Dalam sistem resirkulasi semi tertutup ini, pengelolaan air tambak dikerjakan pada waktu persiapan tambak, persiapan air di kolam perlakuan (treatment pond) serta pada waktu pemeliharaan.
Dengan tehnologi pengelolaan mutu air tambak sistem semi tertutup, menurut Kadarwan, Kasus-kasus kegagalan produksi tambak disebabkan sumber perairan yang punya masalah, bisa ditekan seminimal barangkali. Serta selanjutnya, produktivitas tambak bisa ditingkatkan.
Menurut catatan Kadarwan, melewati sistem ini dari 1997 – 1999, produktivitas tambak meningkat dari lebih kurang 500 – 800 kg per petak jadi lebih kurang 1. 100 – 1. 600 kg per petak tambak ukuran 5. 000 m2. “Ini adalah hasil yang cukup besar untuk areal pertambakan yang ada di lokasi Pantai Utara Jawa, saat itu, ” kata Kadarwan.
Sentuhan teknologi
Tidak bisa disangkal, sekarang ini mulai marak bermunculan beberapa produk perairan manfaat menolong mengelola mutu air tambak jadi lebih gampang serta maksimal. Umpamanya kincir air, probiotik, pompa dalam air, serta yang lain.
Menurut Kadarwan, nilai keefektifan serta efisiensi tiap-tiap product itu bergantung penempatan product itu dipakai. “Bisa jadi product itu efektif serta efisien jika dipakai pada daerah yang punya masalah serta dipakai untuk petambak besar, mengingat harga dari product itu dapat disebutkan mahal, ” ucap Kadarwan.
Imbuhnya, penggunaan product adalah pelengkap dari tehnik yang pada prinsipnya mesti dimiliki oleh seorang petambak. Contoh, sia-sia memakai product mahal jika petambak tak tahu pengetahuan basic dalam bertambak udang. “Nilai efektif serta efekti barang itu tak lagi terwujud, ” tegas Kadarwan.
Sementare menurut Alex Yu – Sales Rep. of Export Department PT HCP Pump, hadirnya beragam product tehnologi pengelolaan air tambak bisa menolong petambak dalam menggerakkan usaha budidaya udang dengan labih baik. Seperti product pompa dalam air/tenggelam (submersible pump) yang disiapkan perusahaannya.
Alex menuturkan, sekarang ini petambak udang di Thailand, Malaysia, serta Indonesia, tetap memakai pompa diesel atau listrik dari air tanah (15 – 22kW) untuk mengatur sirkulasi air tambak. “Tingginya cost pemeliharaan serta makan daya dari pompa itu bikin rendah kemampuan dari tiap-tiap tambak, ” tutur Alex.
Tetapi dengan tehnologi submersible pumpd apat kurangi cost serta menambah keuntungan untuk petambak. “Keunggulan pompa ini yaitu irit daya, cost pemeliharaan rendah, dan sistem instalasi lebih gampang lantaran bisa ditenggelamkan dalam air, ” terang Alex.
Lanjut Alex, di banding product lain, mutu bahan serta makan daya lebih rendah lebih kurang 10 – 20 Persen. “Produk ini bisa dipakai dalam lingkungan ekstrim tiada perawatan spesial, ” jelasnya.
Berkenaan hal semacam ini, Ahli Mutu Air Perikanan dari Fakultas Perikanan serta Pengetahuan Kelautan serta perikanan Institut Pertanian Bogor, Prof Kadarwan Soewardi menceritakan pengalamannya mengelola air tambak udang. “Perlakuan air tambak bergantung mutu air dari tiap-tiap daerah, ada yang bersih ada juga air yang telah tercemar, ” ungkap Kadarwan.
Ia mencontohkan, tambak pasir di Desa Pasahari, Seram Utara, Maluku. Di sana memakai sistem bioseal (tambak yang dasarnya pasir). Tambak ini adalah satu diantara perumpamaan masalah pengelolaan mutu air tambak di tempat yang keadaan perairan pesisirnya tetap bersih karenabelum banyak pencemaran. “Di tambak ini pas dipakai pengelolaan mutu air sistem terbuka yang divariasikan dengan sistem tendon, ” terang ia.
Sesaat tambak di daerah Karawang, lanjutnya, adalah satu diantara perumpamaan masalah pengelolaan mutu air tambak di lokasi pertambakan yang punya masalah (tercemar berat). Pengelolaan mutu air yang dikerjakan yaitu dengan sistem resirkulasi semi tertutup. Dalam sistem resirkulasi semi tertutup ini, pengelolaan air tambak dikerjakan pada waktu persiapan tambak, persiapan air di kolam perlakuan (treatment pond) serta pada waktu pemeliharaan.
Dengan tehnologi pengelolaan mutu air tambak sistem semi tertutup, menurut Kadarwan, Kasus-kasus kegagalan produksi tambak disebabkan sumber perairan yang punya masalah, bisa ditekan seminimal barangkali. Serta selanjutnya, produktivitas tambak bisa ditingkatkan.
Menurut catatan Kadarwan, melewati sistem ini dari 1997 – 1999, produktivitas tambak meningkat dari lebih kurang 500 – 800 kg per petak jadi lebih kurang 1. 100 – 1. 600 kg per petak tambak ukuran 5. 000 m2. “Ini adalah hasil yang cukup besar untuk areal pertambakan yang ada di lokasi Pantai Utara Jawa, saat itu, ” kata Kadarwan.
Sentuhan teknologi
Tidak bisa disangkal, sekarang ini mulai marak bermunculan beberapa produk perairan manfaat menolong mengelola mutu air tambak jadi lebih gampang serta maksimal. Umpamanya kincir air, probiotik, pompa dalam air, serta yang lain.
Menurut Kadarwan, nilai keefektifan serta efisiensi tiap-tiap product itu bergantung penempatan product itu dipakai. “Bisa jadi product itu efektif serta efisien jika dipakai pada daerah yang punya masalah serta dipakai untuk petambak besar, mengingat harga dari product itu dapat disebutkan mahal, ” ucap Kadarwan.
Imbuhnya, penggunaan product adalah pelengkap dari tehnik yang pada prinsipnya mesti dimiliki oleh seorang petambak. Contoh, sia-sia memakai product mahal jika petambak tak tahu pengetahuan basic dalam bertambak udang. “Nilai efektif serta efekti barang itu tak lagi terwujud, ” tegas Kadarwan.
Sementare menurut Alex Yu – Sales Rep. of Export Department PT HCP Pump, hadirnya beragam product tehnologi pengelolaan air tambak bisa menolong petambak dalam menggerakkan usaha budidaya udang dengan labih baik. Seperti product pompa dalam air/tenggelam (submersible pump) yang disiapkan perusahaannya.
Alex menuturkan, sekarang ini petambak udang di Thailand, Malaysia, serta Indonesia, tetap memakai pompa diesel atau listrik dari air tanah (15 – 22kW) untuk mengatur sirkulasi air tambak. “Tingginya cost pemeliharaan serta makan daya dari pompa itu bikin rendah kemampuan dari tiap-tiap tambak, ” tutur Alex.
Tetapi dengan tehnologi submersible pumpd apat kurangi cost serta menambah keuntungan untuk petambak. “Keunggulan pompa ini yaitu irit daya, cost pemeliharaan rendah, dan sistem instalasi lebih gampang lantaran bisa ditenggelamkan dalam air, ” terang Alex.
Lanjut Alex, di banding product lain, mutu bahan serta makan daya lebih rendah lebih kurang 10 – 20 Persen. “Produk ini bisa dipakai dalam lingkungan ekstrim tiada perawatan spesial, ” jelasnya.
Post a Comment