Beternak Domba Semakin Menjanjikan
Beternak Domba Semakin Menjanjikan | Ragam Budidaya -Usaha peternakan domba makin berkembang bersamaan dengan keinginan yang meningkat. Tak hanya untuk keperluan pangan, domba jadi satu diantara komoditas yang banyak dipakai dalam ritual keagamaan seperti pada perayaan Idul Adha serta Aqiqah.
Budi Susilo Setiawan, peternak Mitra Tani (MT) Farm di daerah Ciampea Bogor mengungkap, customer dengan cara perlahan-lahan telah mulai melirik domba untuk komoditas yang dapat digunakan untuk beragam kepentingan. Terutama, harga dagingnya yg tidak setinggi harga daging sapi hingga domba jadi alternative pilihan kondumen.
Budi yang berbarengan 3 rekannya, Amrul Lubis, M. Afnan, serta W. Bahrudin meniti peternakan domba dari 2004 ini mencontohkan, pihaknya hingga saat ini tetap cukup kewalahan penuhi keinginan daging konsumsi untuk lokasi pemasaran Jabodetabek (Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi). “Per bln. keinginan dapat meraih 5. 000 ekor. Sedang kami baru dapat penuhi sampai 1. 000 ekor per bln., ” jelas Budi pada TROBOS Livestock.
Keadaan ini memberikan, lanjut pria yang mulai melirik pasar Kalimantan serta Sumatera ini, perkembangan masyarakat makin meningkat nyatanya sesuai dengan perkembangan keinginan pada daging domba. “Pasarnya telah ada, tinggal pasokan dagingnya yang tetap belum dapat penuhi keinginan yang selalu naik, ” klaim Budi.
Pria yang mengawali usaha ternak domba sejumlah 13 ekor dari kuliah ini menjelaskan, pasar daging domba ini paling banyak diminati oleh restoran, hotel, katering untuk aqiqah serta non aqiqah sampai untuk kurban. Harga jual yang diputuskan menurut berat hidup ini juga beragam.
Sesudah sistem penggemukan lebih kurang 2-4 bln., domba umum di jual untuk jantan dikisaran harga Rp 55 ribu per kg serta betina Rp 35 ribu per kg. Untuk bibit betina harga nya lebih kurang Rp 40 – 45 ribu per kg serta jantan bakalan dikisaran Rp 55 – 60 ribu per kg. “Di market, untuk konsumsi harian tetap didominasi keinginan pada domba, sedang kambing banyak di jual cocok hari raya Idul Adha, ” papar Budi.
Pengembangan Usaha
Dengan keinginan domba yang lebih tinggi dibanding kambing bikin Budi semakin banyak pelihara type domba. Waktu ini, Budi banyak pelihara type domba garut serta domba ekor gemuk dengan populasi domba lebih kurang 1. 500 ekor.
Budi Susilo Setiawan, peternak Mitra Tani (MT) Farm di daerah Ciampea Bogor mengungkap, customer dengan cara perlahan-lahan telah mulai melirik domba untuk komoditas yang dapat digunakan untuk beragam kepentingan. Terutama, harga dagingnya yg tidak setinggi harga daging sapi hingga domba jadi alternative pilihan kondumen.
Budi yang berbarengan 3 rekannya, Amrul Lubis, M. Afnan, serta W. Bahrudin meniti peternakan domba dari 2004 ini mencontohkan, pihaknya hingga saat ini tetap cukup kewalahan penuhi keinginan daging konsumsi untuk lokasi pemasaran Jabodetabek (Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi). “Per bln. keinginan dapat meraih 5. 000 ekor. Sedang kami baru dapat penuhi sampai 1. 000 ekor per bln., ” jelas Budi pada TROBOS Livestock.
Keadaan ini memberikan, lanjut pria yang mulai melirik pasar Kalimantan serta Sumatera ini, perkembangan masyarakat makin meningkat nyatanya sesuai dengan perkembangan keinginan pada daging domba. “Pasarnya telah ada, tinggal pasokan dagingnya yang tetap belum dapat penuhi keinginan yang selalu naik, ” klaim Budi.
Pria yang mengawali usaha ternak domba sejumlah 13 ekor dari kuliah ini menjelaskan, pasar daging domba ini paling banyak diminati oleh restoran, hotel, katering untuk aqiqah serta non aqiqah sampai untuk kurban. Harga jual yang diputuskan menurut berat hidup ini juga beragam.
Sesudah sistem penggemukan lebih kurang 2-4 bln., domba umum di jual untuk jantan dikisaran harga Rp 55 ribu per kg serta betina Rp 35 ribu per kg. Untuk bibit betina harga nya lebih kurang Rp 40 – 45 ribu per kg serta jantan bakalan dikisaran Rp 55 – 60 ribu per kg. “Di market, untuk konsumsi harian tetap didominasi keinginan pada domba, sedang kambing banyak di jual cocok hari raya Idul Adha, ” papar Budi.
Pengembangan Usaha
Dengan keinginan domba yang lebih tinggi dibanding kambing bikin Budi semakin banyak pelihara type domba. Waktu ini, Budi banyak pelihara type domba garut serta domba ekor gemuk dengan populasi domba lebih kurang 1. 500 ekor.
Dari beberapa itu, ada lebih kurang 300 indukan yang rata-rata dalam periode 8 bln. dapat membuahkan sampai 390 anakan. “Perhitungan kita, rata-rata anakan yang dihasilkan yaitu 1, 3 kali jumlah induk. Serta anakan ini dilepaskan sapih saat meraih usia 3 bln., ” ungkap Budi.
Juga, agar bisa penuhi keinginan customer yang makin meningkat, Budi mengaplikasikan pola kemitraan dengan peternak yang lain melewati system inti plasma. “Ada lebih kurang 50 peternak sebagai plasma dengan keseluruhan domba yang dipelihara lebih kurang 1. 000 ekor. Serta, tiap-tiap peternak pelihara lebih kurang 20-25 ekor domba, ” tukas pria lulusan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor ini.
Makin banyak populasi domba yang dipelihara menuntut perluasan kandang. Dari tempat seluas 800 m2 saat ini tempat yang dipakai untuk peternakan domba Budi seluas 1 ha dengan 3000 m2 salah satunya dipakai untuk kandang. “Kandang di buat jadi 10 blok. Setiap blok mempunyai luas lebih kurang 200 m2 yang diisi lebih kurang 150 ekor domba, ” tuturnya. Perluasan inipun untuk memfasilitasi aktivitas peternakan yang dikerjakan berbarengan penduduk seperti kursus serta magang.
Prospek lain yang menjanjikan juga Budi garap yakni dengan meningkatkan usaha dengan system pertanian terpadu berbasis peternakan. Dari 2007, pihaknya mulai mengembangkan sayap ke peternakan sapi serta pertanian organik yang memakai sisa kotoran peternakan untuk keperluan pupuk pertanian. Ekspansi cara ini untuk meluaskan jaringan kemitraandan pemasaran hingga bisa penuhi keperluan tiap-tiap bagian.
Tak itu saja, menggarap nilai lebih juga jadi satu diantara basic pengembangan integrasi hulu serta hilir MT peternakan Budi. Pemberian nilai lebih itu diterapkan dalam wujud daging domba yang diolah serta dimasaksehingga harga jualnya dapat lebih tinggi.
Juga, agar bisa penuhi keinginan customer yang makin meningkat, Budi mengaplikasikan pola kemitraan dengan peternak yang lain melewati system inti plasma. “Ada lebih kurang 50 peternak sebagai plasma dengan keseluruhan domba yang dipelihara lebih kurang 1. 000 ekor. Serta, tiap-tiap peternak pelihara lebih kurang 20-25 ekor domba, ” tukas pria lulusan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor ini.
Makin banyak populasi domba yang dipelihara menuntut perluasan kandang. Dari tempat seluas 800 m2 saat ini tempat yang dipakai untuk peternakan domba Budi seluas 1 ha dengan 3000 m2 salah satunya dipakai untuk kandang. “Kandang di buat jadi 10 blok. Setiap blok mempunyai luas lebih kurang 200 m2 yang diisi lebih kurang 150 ekor domba, ” tuturnya. Perluasan inipun untuk memfasilitasi aktivitas peternakan yang dikerjakan berbarengan penduduk seperti kursus serta magang.
Prospek lain yang menjanjikan juga Budi garap yakni dengan meningkatkan usaha dengan system pertanian terpadu berbasis peternakan. Dari 2007, pihaknya mulai mengembangkan sayap ke peternakan sapi serta pertanian organik yang memakai sisa kotoran peternakan untuk keperluan pupuk pertanian. Ekspansi cara ini untuk meluaskan jaringan kemitraandan pemasaran hingga bisa penuhi keperluan tiap-tiap bagian.
Tak itu saja, menggarap nilai lebih juga jadi satu diantara basic pengembangan integrasi hulu serta hilir MT peternakan Budi. Pemberian nilai lebih itu diterapkan dalam wujud daging domba yang diolah serta dimasaksehingga harga jualnya dapat lebih tinggi.
Post a Comment