Cara Membuat Pestisida Nabati Sendiri - BUDIDAYAKU

Header Ads

Cara Membuat Pestisida Nabati Sendiri

Cara Membuat Pestisida Nabati Sendiri | Ragam Budidaya -Perlindungan tanaman adalah sisi yang benar-benar utama dalam usaha menghimpit kehilangan hasil yang disebabkan oleh OPT.

Pemakaian pestisida untuk satu diantara komponen ingindalian OPT baiknya diaplikasikan dengan cara bijaksana hal semacam ini terkait dengan efek negatif disebabkan pemakaian pestisida yg tidak bijaksana berbentuk resurgensi, resistensi, matinya populasi musuh alami serta pencemaran lingkungan lewat residu yang ditinggalkan dan terjadinya keracunan pada manusia (Oka, 1995).

Dalam usaha mengantisipasi persoalan itu telah waktunya butuh kita kembangkan pemakaian pestisida nabati yang disebut alternatif untuk fasilitas ingindalian OPT yang senantiasa ada di alam, bisa di buat sendiri dan relatif cukup aman untuk lingkungan.

Pestisida nabati adalah product alam yang datang dari tumbuhan yang memiliki kandungan bioaktif seperti alkaloid senyawa skunder yang bila diterapkan ke ke jasad tujuan (hama) bisa memengaruhi system syaraf, terganggunya reproduksi, keseimbangan hormon, perilaku berbentuk penarik/pemikat, penolak, kurangi nafsumakan serta terganggunya system pernafasan.

Senyawa bioaktif dalam tumbuhan bahan pestisida nabati bisa digunakan sama sesuai pestisida sintetis. Sisi tumbuhan yang bahan pestisida nabati dapat dipakai dalam wujud utuh, bubuk/tepung ataupun ekstrak.

Kandungan kimia

Daun serta bungaaanya memiliki kandungan precocene I, saponin, flafanoid

Langkah Kerja Toksin


Mengakibatkan terjadinya metamorfosis awal, serangga dewasa jadi steril, terganggunya produksi feromon, bekerja untuk toksin kontak

Jasad sasaran

Kutu daun (Aphis sp), ulat.

Akar/daun (sisi tanaman yang memiliki kandungan toksin) ditumbuk atau diparut, setelah itu di rendam dalam air dengan konsentrasi 25 – 50 gram/liter air sepanjang 24 jam lalu disaring hingga diperoleh larutan pestisida nabati yang siap diterapkan lewat cara disemprotkan.

Atau 350 gram-700 gram bahan baku pestisida nabati ditumbuk atau diparut serta digabung air sejumlah 1 liter, lalu diencerkan lagi dengan 12-13 liter air serta setelah itu disemprotkan

Ekstrak pestisida nabati (Konsentrasi 350-700 gram bahan baku/1 liter air) menurut pengalaman bisa disimpan 2-3 th. dengan kriteria wadah yang digunakan tutupnya senantiasa rapat, tak ada area hawa didalam wadah, dan penyimpanan pada tempat teduh.

Pembuatan Minyak Selasih/Penyulingan selasih

Sistem pembuatan minyak selasih yang sudah dikerjakan oleh salah seseorang petani di grup tani Jatiasih, Kecamatan Tomo Kabupaten Sumedang – Jawa Barat yakni dimulai dengan menyiapkan bahan baku berbentuk daun serta bungan selasih yang dipanen dari tanaman selasih yang umurnya kian lebih 3 bln.. Tehnik pengambilan bahan baku dikerjakan lewat cara menuai atau memotong sisi ujung tanaman hingga terbawa daun, ujung batang serta bunga selasih, setelah itu bahan baku itu disimpan di lantai untuk dilayukan sepanjang 1 s. d 2 malam. Keperluan bahan baku untuk tiap-tiap 1 kali sistem penyulingan yaitu sejumlah +10 kg daun serta bunga selasih hal semacam ini sesuai sama dengan kemampuan alat penyulingan.

Sistem setelah itu yaitu penyulingan selasih hal semacam ini lewat bagian kerja seperti berikut :
  • Bahan baku (daun serta bunga selasih) dimasukan ke dalam ketel penyuplai yang terlebih dulu ketel itu di isi air + 10 liter.
  • Menempatkan tutup ketel penyuplai serta selang saluran air dan alat-alat yang lain sesuai sama posisi.
  • Menyalakan kompor serta menghidupkan pompa sirkulator lewat cara menyambungkan kabel sirkulator ke saklar listrik.
  • Sesudah lebih kurang 30 menit air didalam ketel bakal mendidih serta membuahkan uap yang terus-terusan bakal mengalir menembus celah-celah bahan baku hingga menyebabkan uap itu bakal membawa minyak dari daun serta bunga selasih.
  • Uap air yang memiliki kandungan minyak selalu menerus mengalir lewat pipa penyalur uap menuju ketel pendingin, di bagian ketel pendingin sisi pipa yang terendam air bakal mendinginkan uap air didalam pipa, hingga berlangsung kondensasi uap air jadi air sulingan selasih.
  • Air sulingan dengan cara terus-terusan mengalir yang ditampung di bagian corong pemisah.
  • Air sulingan yang tertampung, menurut perbedaan berat type antar air serta minyak bakal berlangsung perbedaan posisi/level yakni untuk sisi atas yaitu sisi minyak selasih sedang di bagian bawahnya yaitu air bekas penyulingan.
  • Untuk beroleh minyak selasih murni, selanjutnya yaitu buang air bekas penyulingan lewat cara buka kran corong pemisah dengan cara perlahan.
  • Sisi minyak yang tersisa didalam corong pemisah dipindahkan pada botol yang bisa ditutup rapat lewat cara menggunakan pipet atau jarum penyuntik.
  • Minyak selasih siap dipakai untuk atraktan lalat buah lewat cara meneteskan pada kapas yang diletakan didalam botol perangkap sejumlah 0, 1 - 0, 2 ml.
  • Air bekas penyulingan yang dibuang dari corong pemisah tetap bisa digunakan untuk atraktan lalat buah, tetapi dosis untuk air sulingan itu ditambah atau diperbanyak jadi 2 – 3 ml tiap-tiap perangkap serta diulangi satu minggu sekali.

Proes pembuatan minyak selasih berjalan sepanjang 5 jam, berbahan baku sejumlah 10 kg bisa membuahkan minyak selasih pada 5 – 30 ml, hal semacam ini bergantung dari type selasih yang disuling dan usia tanaman selasih. Sedang bekas air penyulingan setiap saat sistem didapat sejumlah + 3 liter.

Usaha pembuatan minyak selasih di daerah Tomo itu adalah langkah awal serta tetap butuh penyempurnaan terlebih pada alat penyulingan yang kemampuannya tetap benar-benar kecil dan bahan baku yang tetap terbatas hingga cuma cukup untuk penuhi keperluan lokal saja.

Feromon Kelamin Serta System Syaraf

Seks fheromone adalah fasilitas utama untuk mendeteksi atau memonitor populasi hama diluar itu juga bisa dipakai untuk menghimpit tingkat populasi hama dengan cara segera (Shorey serta Gaton, 1967). Menurut Metcalf (1975) feromon yaitu senyawa yang dipakai untuk komunikasi interspesifik pada individu-individu dari spesies binatang yang sama, lalu menyebabkan reaksi spesial, umpamanya sistem perkembangan serta perilaku spesifik. Diluar itu juga menyebutkan bahwasanya Seks fheromone yakni feromon yang dihasilkan oleh serangga betina atau jantan pada kelenjar yang terdapat pada ujung abdomen.

Tanggapan lalat bakal berlangsung lantaran ketertarikan serangga pada sumber aroma hingga indra penciumannya dapat mendeteksi satu senyawa kimia yang ada di hawa. System syaraf pencium terbagi dalam neuron yakni penerima rangsang, penyalur serta penghubung untuk mendeteksi sumber aroma yang ada di hawa dalam wujud gas.

Alat perangkap lalat buah yang umum dipakai beberapa petani untuk memerangkap lalat buah yaitu alat perangkap yang terbuat dari sisa botol air mineral (Aqua, Vit, Sari Cup, dan sebagainya) yang sisi dinding botol itu di beri lubang serta di dalamnya ada kapas yang digantung dengan kawat untuk tempat zat atraktan (minyak selasih atau petrogenol 800 L). Zat atraktan itu disuntikan dengan dosis spesifik dengan memakai alat penyuntik serta untuk membunuh lalat buah yang tertangkap didalam botol, hal semacam ini bisa dipakai pestisida Furadan 3G atau mungkin dengan kamper yang diletakkan di basic botol perangkap. Penempatan botol perangkap dikerjakan lewat cara menggantungkannya didalam judul tanaman hingga lalat buah yang ada di seputar arel itu bisa tertarik serta masuk ke dalam botol pada akhirnya lalat yang tertangkap bakal mati didalam botol perangkap.

Pemasangan atraktan dengan cara luas dalam jumlah yang cukup yakni pada 20 – 25 botol perangkap per hektar serta digabungkan dengan penggunaan insektisida bakal menambah efektifitas dalam usaha ingindalian lalat buah. Langkah tersebut ditujukan untuk menangkap beberapa lalat jantan hingga peluang kawin untuk lalat betina semakin terbatas serta pada akhirnya lalat buah tak bisa meneruskan keturunannya.

Pemakaian Minyak Selasih Serta Air Suling Selasih

Hasil riset dampak beragam dosis minyak selasih ungu pada jumlah hasil tangkapan lalat buah pada areal tanaman mangga sudah dikerjakan di Desa Jatipamor, Kecamatan Panyingkiran, Kabupaten Majalengka dari bln. Oktober 2002 s/d bln. Januari 2002 oleh Hikmat Sumantri POPT Sumedang Jawa Barat dengan memakai Rancangan Acak Grup (RAK) terbagi dalam 4 ulangan dengan 7 perlakuan serta diuji dengan jarak berganda Duncan pada skala 5% Rata-rata hasil tangkapan lalat buah yang dilihat tiap-tiap 3 hari sepanjang 45 hari (15 kali penilaian) terlihat bahwasanya hasil tangkapan seluruhnya perlakuan terkecuali kontrol berlangsung fluktuasi. Hal semacam ini melukiskan bahwasanya dari seluruhnya perlakuan dosis minyak selasih bisa menangkap lalat buah jantan (Bactrocera dorsalis Hend.)

Fluktuasi jumlah populasi hasil tangkapan lalat buah berlangsung puncak hasil tangkapan pada hari ke-24. Sedang jumlah hasil tangkapan pada penilaian setelah itu yakni hingga hari ke-45 berlangsung penurunan.

Pengunaan minyak selasih serta air suling selasih di sebagian lokasi kebun manggga di Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang sudah dikerjakan dari Th. 2002, akhirnya dapat menangkap jutaan lalat buah dari spesies Bactrocera dorsalis. Usaha pemasangan perangkap dikerjakan dengan cara terorganisir oleh Regu Ingindali Hama (RPH) yang disebar di areal kebun mangga dari fase tanaman berbunga hingga panen atau diawali dari bln. Juni hingga Desember.

Ingindalian lalat buah dengan memakai atraktan nabati minyak selasih serta air suling selasih dirasakan beberapa petani cukup efisien bisa menghimpit populasi lalat buah, namun dengan catatan pelaksanaannya mesti serempak dalam satu lokasi yang luas serta terkoordinasi dan digabungkan dengan teknik

Ingindalian yang lain salah satunya aplikasi sanitasi buah yang diserang, lewat cara menghimpun buah yang jatuh serta dimasukan kedalam kantong pelastik setelah itu diikat untuk mematikan belatung lalatbuah yang ada dalam kantong. Menurut ungkapan beberapa petani di grup tani yang sudah mengaplikasikan tehnik diatas pada saat pada mulanya produksi mangga yang dihasilkan banyak yang teserang lalat buah, baik pada saat tetap diareal kebun ataupun di kios pedagang, tetapi sesudahnya diselenggarakan gerakan ingindalian lalat buah tingkat serangan lalat buah, kemungkinan rusaknya peoduksi bisa ditekan dan dapat membuahkan produksi yang cukup berkompetisi di market. Hal semacam ini dibuktikan karenanya ada nilai tawar yang relatif lebih tinggi disbanding produksi mangga yg tidak dikerjakan ingindalian.
Powered by Blogger.